Tak
mau dinilai memakan omongan sendiri, orang-orang yang bersebrangan dengan
politik dan demokrasi ini melalui web.beritaislamterbaru.org kembali
mengeluarkan artikel “serangan” dengan berdiri dibalik badan Ustadz Bahtiar Natsir.
Dalam salah satu artikel berjudul “Beranikah PKS piyungan sebut pepesan kosong
Ustadz Bahtiar Natsir” itu seperti
belagak “tuh kan saya benar” dalam benak mereka. Artikel tersebut adalah
artikel yang mengulas ceramah ustadz bahtiar natsir di TVone dengan judul
“fenomena kemusrikan”, yang kemudian oleh Ustadz diambil pembahasan konkritnya
yakni tentang Syirik dalam hukum.
Dalam
artikel tersebut pihak web.bertaislamterbaru.org yang harus saya katakan adalah
HTI ini menguatkan opini mereka yang mengatakan bahwa “pilkada serentak adalah
pepesan kosong’, yang kemudian oleh Adyaksa dault dikirtik dengan mengirimkan
surat terbuka kepada HTI.
Saya
mencoba menganalisa isi dari ceramah ustadz yang sebelumnya saya tegaskan bahwa
saya sangat mengagumi sosok ustadz Bahtiar Natsir atas ilmunya dan agamanya,
maka perlu saya buat pernyataan tersendiri terlabih dahulu, bahwa ustadz
Bahtiar Natsir bukan pepesan kosong tapi web.beritaislamterbaru.org lah yang
pepesan kosong.
Saya
mencoba merangkum point-point ceramah ustad di tv one bebrapa waktu lalu:
1. Bahwa
ketika penegak hukum menetapkan hukum dan meyakini bahwa hukumnya lebih baik
dari hukum Tuhan adalah kafir
2. Bahwa
ketika UU yang dibuat sama dengan UU Tuhan dia sudah kafir dan keluar dari
agama dan kafir
3. Ketika
hakim atau legislative memutuskan satu hukum dan dia sadar bahwa ini bukan
hukum Allah dan dia sadar bersalah, tp tidak mampu untuk keluar dari lingkaran
setan ini dia hanya terbebani dengan maksiatnya.
4. Tidak
ada system yang lebih baik bahkan system Allah tidak penting untuk diterapkan
ketimbang demokrasi adalah musrik dan kafir (kalau dia mengatakan bahwa
demkrasi adalah satu-satunya system)
5. Seseorang
bertanya pada ustadz “ustad kalau tidak masuk dalam system mana mungkin kita
bisa merubah system”, menutur ustadz bahtiar itu adalah mantra, dan beliau melanjutkan “mantra
syirik ini jangan bacakan di telinga saya”. dengan ulasan ustadz bahwa :
-
Allah lah bisa merubah system
-
Muhammad merubah system dari luar system
yakni dengan pradaban akhlak, amanah, jujur dalam kepemimpinan beliau. Kemudian
ustadz menambahkan dengan sebuah contoh menarik yakni Mursi.
Dalam
pernyatan ustadz yang diakui ulamanya, diakui kelimuannya, diakui kecerdasaannya
dan saya sefaham, (maka janganlah kalian bersembunyi dibalik punggung seorang
yang dikenal cerdas atau kalian sendiri yang akan tergelincir). Saya akan
mencoba menguraikan analisa saya dalam bentuk point perpoint agar mudah
membatasi permsalahan diatas:
1. Bahwa
tema yang diangkat oleh tvone adalah fenomena kemusrikan yang kemudian oleh
Bahtiar Nasir di konkritkan kemusrikan dalam masalah hukum, kemudian yang
dijadikan obyek adalah syirik yang berarti menyekutukan Allah dengan sesuatu
dan yang dijadikan contoh dalam berbagai macam syirik kali itu adalah hukum.
2. Bahwa
benar dalam point 1, 2, 3 diatas yang saya tulis sesuai dengan penyataan beliau
adalah benar adanya, disini jelas semua sefaham dan pasti sepakat, ketika
menganggap sesuatu lebih dari kuasa Allah adalah syirik.
3. Kemudian
pada point 4, bahwa dalam pernyataan beliau syirik itu terjadi ketika mengaggap
ilmu, metode, cara, system Allah adalah kalah dan yang lebih baik dari semua
keilmuan Allah adalah demokrasi. Pada pernytaan ini saya rasa inilah bentuk
ketidakcermataan kawan-kawan yang bersebrangan ideology, bahwa mereka mengira
orang-orang yang mengatakan bahwa demokrasi adalah lebih baik itu dikira sedang
dibandingkan dengan kekuatan dan keilmuan Allah. Inilah kesalahan besar mereka.
Saya akan mencoba mengkelompokkan orang-orang yang berbicra tentang system
demokrasi:
a. Bahwa
ada kelompok yang beranggapan bahwa demokrasi adalah satu-satunya system
terbaik melebihi system apapun termasuk system Tuhan. Maka saya akan katakan
mereka inilah musrik tersebut, merek inilah paham-paham SALIBIS tersebut.
b. Kelompok
yang beranggapan bahwa demokrasi hanya salah satu solusi, cara, metode, yang
sejauh ini dianggap mampu memeluk permasalahan politik dan negara dalam sisitem
kenegaraan dan mereka ini adalah orang-orang yang terus berpegang dengan nilai-nilai
islam, bahkan membawa rambu-rambu Allah dalam perjalanan hidup dan bernegaranya
serta hanya menjadikan demokrasi sebagai sarana semata. Kelompok ini saya katakan
adalah mereka yang oleh web.beritaislamterbaru.org sebagai lawan ideologinya
c. Kelompok
ketiga adalah mereka yang tidak ada kompromi dengan system politik, partai,
pemilu dll (yang ini adalah keniscayaan sebuah keilmuan yang dimunafikkan) bahkan dengan system apapun
kecuali systemAllah semata, sehingga mereka memilih jalan mereka sendiri dengan
mencoba system yg disebut khilafah tersebut. Kelompok inilah bagian dari web
tersebut.
Bahwa web tersebut
tidak cermat menangkap apa yang diutarakan ustadz dalam ceramahnya, lalu apakah
orang-orang yang membantah pilkada adalah pepesan kososng adalah orang-orang
yang ateis?, apakah mereka adalah orang-orang yang tidak mengakui Allah dan
ilmuNYA?. Lalu siapakah yang mau kalian serang wahai saudara seiman?. Tidak
cukupkah propaganda barat menghancurkan peradaban islam?.
4. Pada
point 5 kemudian ustadz menjawab bahwa system bisa dirubah oleh Allah dan Rosul
dengan kepemimpinan dan akhlah Rosul, bahwa point 4 adalah kelanjutan point 5,
yakni system yang dimaksud adalah demokrasi sehingga itu yang dinilai syirik
ketika membandingkan dengan hukum Allah.
Dalam hal ini beliau mencontohkan Mursi. Pertanyaan saya bukankah mursi
adalah bagian dari system demokrasi itu?, kemudian negara mana yang
menerapkan roda pemerintahan tanpa nilai
demokrasi?, apakah zaman Rosulullah tidak ada demokrasi dengan nama berbeda
namun substansi sama?, keRosulan beliau sudah ditentukan, kelimuan Rosul di
akui, akhlak beliau begitu mulia sehingga dikatakan kharismatik dan berwibawa,
namun dalam perjalanan hidup beliau tentang proses pemilihan khulafaurrasyidin,
tidakkah kita bisa lebih jeli lagi, apa yang dilakukan Rosul itu bagian dari
proses demokrasi?, saya yakin web.beritaislamterbaru.org dan sohibnya tau jelas
tentang ini (masalahnya lebih mau terbuka atau tidak).
Lalu
kata “demokrasi” berasal dari bahasa yunani, dan inikah yang membuat sebagian
mereka menjadi alergi?, carilah padaan kata demokrasi dalam bahasa arab lalu
apakah selesai nafsu kita dalam berargumen?, ketika demokrasi adalah hanya
sebagai metode, cara, alat dalam keilmuan demokrasi akan ditemui berbagai macam
bentuk demokrasi, termasuk didalamnya pemilihan langsung atau tidak langsung,
bukankah tujuannya hanya satu yaitu UMAT?. (jawablah dengan bijak).
Ketika
yang dicontohkan mursi, bolehkah saya bandingkan dengan Erdogan?. Salahkah dan
syirikkah Erdogan karena baru-baru ini menyelenggarakan pemilihan presiden
dengan cara langsung oleh rakyat, itu demokrasi, musrikkah Erdogan?. Erdogan
secara subtansi dia terus mengaungkan nilai islam, ilmu Allah, menghidupkan
nilai islam, tapi dengan formalitas atau bungkusan yang berbeda yaitu pemilu.
Lalu KITA INI MAU BERDEBAT BUNGKUS ATAU ISI??, adakah Erdogan megatakan pemilu
lebih baik dari semua cara yang diajarkan di Al-quran??. (come on open your
mind).
5. Terakhir
saya akan mengulas tentang system. Dalam hukum, system hukum dikenal beberapa
macam system eropa continental, anglo saxon, system adat dan system islam,
sebenarnya cukup bayak system hukum didunia, namun yang poluler dan bertahan
kurang lebih 4 tersebut, dan yang paling menarik adalah, dulunya system hukum
agama itu banyak, ada Kristen, hindu, islam dan lainnya, namun zaman
membuktikan system islam adalah satu-satunya system hukum agama yang sangat
bertahan lama sampai sekarang. System ini akan menentukan tentangperjalanan
sebuah negara dan hukum nantinya. System tidak terlepas dari ideology, keadaaan
politik ekonomi dan lainnya.
Kembali
ke Erdogan dan Turki. Apakah Turki adalah system hukum islam?, TIDAK. Turki
setelah memproklamasikan republic Turki, Turki adalah bagian dari system
keluarga eropa kontinental, lantas kenapa Turki bisa sampai pada titik ini?,
mengembalikan system islam, menyuburkan kehidupan islam, mengangkat peradaaab
islam yang punah DIDALAM TATANAN SISTEM YANG BUKAN BERNEGARA ISLAM. Sekarang kita
lihat Indoensia, yang konon dalam berbagai literatr adalah masuk dalam kelurga
system hukum islam, sudah islamkah undang-undangnya?,hukumnya? peradilannya?.
Lalu
bagiamaman dengan Demokrasi, demokrasi adalah sekedar alat, bukan hanya dalam
pemahaman penulis namun dalam keilmuan demokrasi adalah alat untuk mencapai
tujuan, lalu di Tuhankankah Demokrasi?, jelas tidak, sekedar alat, bisa
dirubah, bisa dibuang, bisa abaikan sesuka penggunanya, lalu kenapa harus
mengatakan demokrasi adalah salah satu system terbaik bahkan melebihi system Allah,
siapa yang mengatakan itu kamipun pasti menentang.
Benar
bahwa ilmu dari Allah, system dari Allah, bahkan Aristoteles dan Plato adalah
bagian dari peradaban yang tersembunyi yang belajar ilmu dari nilai-nilai ALLAH
sebelum islam masuk.
Terakhir
Indonesia ini yang cukup luas, besar ini, beragam ini, beragama ini, berpulau
ini, bersuku ini, tolong berikan sebuah naskah akademik tentang model bernegara
yang ingin system khilafah gaungkan, jangan menjawab dengan “ya system khilafah
pasti” itu seperti bertanya kepada anak sekolah dengan jawaban “POKOKNYA” tanpa
sebuah argumentasi rasional, berfikir yang sistematik, system terakui, metode pemilihan yang meminimalisir
sengketa, mengayomi semua penduduk laksana “PIAGAM MADINAH” dulu, buatlah system
bernegara yang jelas kokohnya, jelas LILLAH nya dalam subtansi dan formalitas,
penulis yakin semua pihak tidk hanya islam non muslimpun akan menerimanya.
BTW….kita
menggunakan BPJS?, menggunakan EKTP, menggunakan ATM, mengguankan bank
syariah?, menggunakan koperasi?, mendirikan perusahaan, mendirikan yayasan?
Segala macamnya itu atas hasil dari mana atau ada dengan tiba-tiba.