11 Desember 2015

MENJAWAB web.beritaislamterbaru.org “SIAPA PEPESAN KOSONG ITU?”


Tak mau dinilai memakan omongan sendiri, orang-orang yang bersebrangan dengan politik dan demokrasi ini melalui web.beritaislamterbaru.org kembali mengeluarkan artikel “serangan” dengan berdiri dibalik badan Ustadz Bahtiar Natsir. Dalam salah satu artikel berjudul “Beranikah PKS piyungan sebut pepesan kosong Ustadz Bahtiar Natsir”  itu seperti belagak “tuh kan saya benar” dalam benak mereka. Artikel tersebut adalah artikel yang mengulas ceramah ustadz bahtiar natsir di TVone dengan judul “fenomena kemusrikan”, yang kemudian oleh Ustadz diambil pembahasan konkritnya yakni tentang Syirik dalam hukum.
Dalam artikel tersebut pihak web.bertaislamterbaru.org yang harus saya katakan adalah HTI ini menguatkan opini mereka yang mengatakan bahwa “pilkada serentak adalah pepesan kosong’, yang kemudian oleh Adyaksa dault dikirtik dengan mengirimkan surat terbuka kepada HTI.
Saya mencoba menganalisa isi dari ceramah ustadz yang sebelumnya saya tegaskan bahwa saya sangat mengagumi sosok ustadz Bahtiar Natsir atas ilmunya dan agamanya, maka perlu saya buat pernyataan tersendiri terlabih dahulu, bahwa ustadz Bahtiar Natsir bukan pepesan kosong tapi web.beritaislamterbaru.org lah yang pepesan kosong.
Saya mencoba merangkum point-point ceramah ustad di tv one bebrapa waktu lalu:
1.      Bahwa ketika penegak hukum menetapkan hukum dan meyakini bahwa hukumnya lebih baik dari hukum Tuhan adalah kafir
2.      Bahwa ketika UU yang dibuat sama dengan UU Tuhan dia sudah kafir dan keluar dari agama dan kafir
3.      Ketika hakim atau legislative memutuskan satu hukum dan dia sadar bahwa ini bukan hukum Allah dan dia sadar bersalah, tp tidak mampu untuk keluar dari lingkaran setan ini dia hanya terbebani dengan maksiatnya.
4.      Tidak ada system yang lebih baik bahkan system Allah tidak penting untuk diterapkan ketimbang demokrasi adalah musrik dan kafir (kalau dia mengatakan bahwa demkrasi adalah satu-satunya system)
5.      Seseorang bertanya pada ustadz “ustad kalau tidak masuk dalam system mana mungkin kita bisa merubah system”, menutur ustadz bahtiar itu  adalah mantra, dan beliau melanjutkan “mantra syirik ini jangan bacakan di telinga saya”. dengan ulasan ustadz bahwa :
-          Allah lah bisa merubah system
-          Muhammad merubah system dari luar system yakni dengan pradaban akhlak, amanah, jujur dalam kepemimpinan beliau. Kemudian ustadz menambahkan dengan sebuah contoh menarik yakni Mursi.
Dalam pernyatan ustadz yang diakui ulamanya, diakui kelimuannya, diakui kecerdasaannya dan saya sefaham, (maka janganlah kalian bersembunyi dibalik punggung seorang yang dikenal cerdas atau kalian sendiri yang akan tergelincir). Saya akan mencoba menguraikan analisa saya dalam bentuk point perpoint agar mudah membatasi permsalahan diatas:
1.      Bahwa tema yang diangkat oleh tvone adalah fenomena kemusrikan yang kemudian oleh Bahtiar Nasir di konkritkan kemusrikan dalam masalah hukum, kemudian yang dijadikan obyek adalah syirik yang berarti menyekutukan Allah dengan sesuatu dan yang dijadikan contoh dalam berbagai macam syirik kali itu adalah hukum.
2.      Bahwa benar dalam point 1, 2, 3 diatas yang saya tulis sesuai dengan penyataan beliau adalah benar adanya, disini jelas semua sefaham dan pasti sepakat, ketika menganggap sesuatu lebih dari kuasa Allah adalah syirik.
3.      Kemudian pada point 4, bahwa dalam pernyataan beliau syirik itu terjadi ketika mengaggap ilmu, metode, cara, system Allah adalah kalah dan yang lebih baik dari semua keilmuan Allah adalah demokrasi. Pada pernytaan ini saya rasa inilah bentuk ketidakcermataan kawan-kawan yang bersebrangan ideology, bahwa mereka mengira orang-orang yang mengatakan bahwa demokrasi adalah lebih baik itu dikira sedang dibandingkan dengan kekuatan dan keilmuan Allah. Inilah kesalahan besar mereka. Saya akan mencoba mengkelompokkan orang-orang yang berbicra tentang system demokrasi:
a.       Bahwa ada kelompok yang beranggapan bahwa demokrasi adalah satu-satunya system terbaik melebihi system apapun termasuk system Tuhan. Maka saya akan katakan mereka inilah musrik tersebut, merek inilah paham-paham SALIBIS tersebut.
b.      Kelompok yang beranggapan bahwa demokrasi hanya salah satu solusi, cara, metode, yang sejauh ini dianggap mampu memeluk permasalahan politik dan negara dalam sisitem kenegaraan dan mereka ini adalah orang-orang yang terus berpegang dengan nilai-nilai islam, bahkan membawa rambu-rambu Allah dalam perjalanan hidup dan bernegaranya serta hanya menjadikan demokrasi sebagai sarana semata. Kelompok ini saya katakan adalah mereka yang oleh web.beritaislamterbaru.org sebagai lawan ideologinya
c.       Kelompok ketiga adalah mereka yang tidak ada kompromi dengan system politik, partai, pemilu dll (yang ini adalah keniscayaan sebuah keilmuan yang  dimunafikkan) bahkan dengan system apapun kecuali systemAllah semata, sehingga mereka memilih jalan mereka sendiri dengan mencoba system yg disebut khilafah tersebut. Kelompok inilah bagian dari web tersebut.
Bahwa web tersebut tidak cermat menangkap apa yang diutarakan ustadz dalam ceramahnya, lalu apakah orang-orang yang membantah pilkada adalah pepesan kososng adalah orang-orang yang ateis?, apakah mereka adalah orang-orang yang tidak mengakui Allah dan ilmuNYA?. Lalu siapakah yang mau kalian serang wahai saudara seiman?. Tidak cukupkah propaganda barat menghancurkan peradaban islam?.
4.      Pada point 5 kemudian ustadz menjawab bahwa system bisa dirubah oleh Allah dan Rosul dengan kepemimpinan dan akhlah Rosul, bahwa point 4 adalah kelanjutan point 5, yakni system yang dimaksud adalah demokrasi sehingga itu yang dinilai syirik ketika membandingkan dengan hukum Allah.  Dalam hal ini beliau mencontohkan Mursi. Pertanyaan saya bukankah mursi adalah bagian dari system demokrasi itu?, kemudian negara mana yang menerapkan  roda pemerintahan tanpa nilai demokrasi?, apakah zaman Rosulullah tidak ada demokrasi dengan nama berbeda namun substansi sama?, keRosulan beliau sudah ditentukan, kelimuan Rosul di akui, akhlak beliau begitu mulia sehingga dikatakan kharismatik dan berwibawa, namun dalam perjalanan hidup beliau tentang proses pemilihan khulafaurrasyidin, tidakkah kita bisa lebih jeli lagi, apa yang dilakukan Rosul itu bagian dari proses demokrasi?, saya yakin web.beritaislamterbaru.org dan sohibnya tau jelas tentang ini (masalahnya lebih mau terbuka atau tidak).
Lalu kata “demokrasi” berasal dari bahasa yunani, dan inikah yang membuat sebagian mereka menjadi alergi?, carilah padaan kata demokrasi dalam bahasa arab lalu apakah selesai nafsu kita dalam berargumen?, ketika demokrasi adalah hanya sebagai metode, cara, alat dalam keilmuan demokrasi akan ditemui berbagai macam bentuk demokrasi, termasuk didalamnya pemilihan langsung atau tidak langsung, bukankah tujuannya hanya satu yaitu UMAT?. (jawablah dengan bijak).
Ketika yang dicontohkan mursi, bolehkah saya bandingkan dengan Erdogan?. Salahkah dan syirikkah Erdogan karena baru-baru ini menyelenggarakan pemilihan presiden dengan cara langsung oleh rakyat, itu demokrasi, musrikkah Erdogan?. Erdogan secara subtansi dia terus mengaungkan nilai islam, ilmu Allah, menghidupkan nilai islam, tapi dengan formalitas atau bungkusan yang berbeda yaitu pemilu. Lalu KITA INI MAU BERDEBAT BUNGKUS ATAU ISI??, adakah Erdogan megatakan pemilu lebih baik dari semua cara yang diajarkan di Al-quran??. (come on open your mind).
5.      Terakhir saya akan mengulas tentang system. Dalam hukum, system hukum dikenal beberapa macam system eropa continental, anglo saxon, system adat dan system islam, sebenarnya cukup bayak system hukum didunia, namun yang poluler dan bertahan kurang lebih 4 tersebut, dan yang paling menarik adalah, dulunya system hukum agama itu banyak, ada Kristen, hindu, islam dan lainnya, namun zaman membuktikan system islam adalah satu-satunya system hukum agama yang sangat bertahan lama sampai sekarang. System ini akan menentukan tentangperjalanan sebuah negara dan hukum nantinya. System tidak terlepas dari ideology, keadaaan politik ekonomi dan lainnya.
Kembali ke Erdogan dan Turki. Apakah Turki adalah system hukum islam?, TIDAK. Turki setelah memproklamasikan republic Turki, Turki adalah bagian dari system keluarga eropa kontinental, lantas kenapa Turki bisa sampai pada titik ini?, mengembalikan system islam, menyuburkan kehidupan islam, mengangkat peradaaab islam yang punah DIDALAM TATANAN SISTEM YANG BUKAN BERNEGARA ISLAM. Sekarang kita lihat Indoensia, yang konon dalam berbagai literatr adalah masuk dalam kelurga system hukum islam, sudah islamkah undang-undangnya?,hukumnya? peradilannya?.
Lalu bagiamaman dengan Demokrasi, demokrasi adalah sekedar alat, bukan hanya dalam pemahaman penulis namun dalam keilmuan demokrasi adalah alat untuk mencapai tujuan, lalu di Tuhankankah Demokrasi?, jelas tidak, sekedar alat, bisa dirubah, bisa dibuang, bisa abaikan sesuka penggunanya, lalu kenapa harus mengatakan demokrasi adalah salah satu system terbaik bahkan melebihi system Allah, siapa yang mengatakan itu kamipun pasti menentang.
Benar bahwa ilmu dari Allah, system dari Allah, bahkan Aristoteles dan Plato adalah bagian dari peradaban yang tersembunyi yang belajar ilmu dari nilai-nilai ALLAH sebelum islam masuk.
Terakhir Indonesia ini yang cukup luas, besar ini, beragam ini, beragama ini, berpulau ini, bersuku ini, tolong berikan sebuah naskah akademik tentang model bernegara yang ingin system khilafah gaungkan, jangan menjawab dengan “ya system khilafah pasti” itu seperti bertanya kepada anak sekolah dengan jawaban “POKOKNYA” tanpa sebuah argumentasi rasional, berfikir yang sistematik, system  terakui, metode pemilihan yang meminimalisir sengketa, mengayomi semua penduduk laksana “PIAGAM MADINAH” dulu, buatlah system bernegara yang jelas kokohnya, jelas LILLAH nya dalam subtansi dan formalitas, penulis yakin semua pihak tidk hanya islam non muslimpun akan menerimanya.
BTW….kita menggunakan BPJS?, menggunakan EKTP, menggunakan ATM, mengguankan bank syariah?, menggunakan koperasi?, mendirikan perusahaan, mendirikan yayasan? Segala macamnya itu atas hasil dari mana atau ada dengan tiba-tiba.

Tidak ada komentar: