01 November 2011

Rakyatku Negaraku


                     Rakyatku Negaraku
Inilah kenyataan sebuah negara “berkembang”, ketika suatu golongan mampu bertambah kaya dan makmur, namun sebaliknya golongan tidak mampu makin terpuruk dan miskin, kenyataan ini diamini oleh semua warga dunia, namun hal itulah yang ditunggu, bahwa “Indonesia termasuk negara berkembang”. Namun hal itu jelas salah satu teori “Negara berkembang” itu mematikan pikiran manusia yang justru membuat manusia makin sewenang-wenang dalam bertindak dan bangga dengan tercapainya teori “salah” tersebut, maka wajar jika bangsa Indonesia jika dilihat dari sudut atas yang kaya makin “rakus” dengan kekuasaan, dan tidak sedikit pula kemiskinan meraja lela, hal ini menggambarkan bahwa para penguasa, pejabat dan para pemilik lain justru makin memonopoli tempat dari berbagai arah demi menunjukkan bahwa “kita tidak kalah dengan globalisasi” maka yang menjadi hancur dan korban adalah rakyat kelas bawah yang makin banyak.
Kesalahan ini dapat dilihat dari:
a)      Pola pikir manusia, hal ini tentu menjadi alat penggerak, yang mana ketika seseorang berfikir “A” maka kecenderungan untuk mengikuti apa yang difikirkannya, dalam hal ini ada 2 arah, yaitu :
-          Pola pikir semangat untuk kaya dengan berbagai cara yang membuat dia berhasil atau justru
-          Pola pikir pasrah untuk mengikuti saja keadaan yang ada (miskin), dan menjadi makin terpuruk.
b)      Kedudukan. Dalam hal ini yang dimaksud kedudukan adalah para pemerintah, dewan, pengusaha, dll. Jika kedudukan diatas  maka jelas dia menjadi pengatur apa yang diinginkan, maka kedudukan ini cenderung membuat orang melakukan sesuatu untuk mengejar apa yang diinginkan.
c)      Ketidak disiplin ilmu
Ketidak disiplin ilmu ini membuat orang dengan amanah, janji, jabatan, tugas, dan lebih pada penyalahgunaan wewenang, maka ilmu yang tidak disiplin cenderung disalah tempatkan dalam aplikasinya.
d)     Nilai agama yang transparan, artinya transparan disini tipis, tidak terlihat apa lagi sampai tersentuh, maka jika agamanya saja dirasa tidak ada bagaimana menerapkan yang baik, maka yang terjadi adalah melakukan segala hal dengan dihalalkan caranya tanpa belas kasihan apalagi mau peduli dengan keadaan orang lain.
Perlunya solusi kreatif dan tegas dalam memberantas hal tersebut diatas, diantaranya:
a)      Antara Nurani dan Agama
Kedua kata tersebut dirasa mampu untuk melakukan suatu perubahan, karena agama adalah segala ajaran yang benar dengan kepastian hukum yang diakui kebenarannya, maka tidak ada ilmu sebaik agama yang harus diimplementasikan, agama bukan teori yang dipercobakan baik tidaknya, tapi sesuatu yang pasti.
Maka Nurani adalah penguat, dalam menjalankan agama tidak “asal menjalankan” saja, tapi perlu hati nurani yang penting dalam menyentuh setiap gerakan yang dilakukan apakah bermanfaat dan bijaksana atau bahkan sebaliknya perilaku yang menyakitkan dan merugikan.
b)      Disiplin Ilmu
Dalam hal ini yang harus diperhatikan adalah kefahaman dalam menjalankan tugas yang telah diberikan, maksudnya adalah ketika seseorang yang faham dengan apa yang diamanahkan dan telah didapatklan dalam ilmu maka seharusnya tanpa kata ”tapi dan lasan” apapun diwajibkan bagi insan yang mempunyai dan telah mendapatkan ilmu dan teori yang baik itu diterapkan agar sesuai dan berjalan dengan semestinya yang diwacanakan selama ini.
Oleh karena itu pemerintah adalah orang yang paling bertanggung jawab bukan hanya pada pemimpin diatasnya, bertanggung jawab pada Tuhan, jabatan, ilmu, rakyat, dan diri sendiri, maka diharapkan masyarakat Indonesia bukan menjadi orang yang “gagal” hanya karena mengulang dan mengulang dengan kesalahan yang sama, sudah saatnya ada perubahan dengan itikad dan semangat yang kuat untuk berani melawan pemilik modal, para koruptor, penguasa “rakus”, dan para pembuat kerusakan lain, demi mengejar keberhasilan yang dicintai oleh Tuhan, sahabat, masyarakat, dunia, dan keluarga dengan kebanggaan tersendiri demi meraih nikmat yang kekal yaitu surga dengan kesakitan dan kepayahan adalah cobaan yang harus dilalui dengan baik dan dinyatakan sukses oleh-Nya.