PRASANGKA (KEUNTUNGAN vs KERUGIAN)
kali ini tulisaku bukan mengenai hukum, sedikit ingin menulis sesuatu yang bersifat antara ideal dan persepsi, terkadang manusia sering berkata "kalau-kalau/kali aja"sebagai penyenang sementara, dan sayangnya manusia memang sebatas itu untuk membuat bukti sementaranya, contoh simpel, ketika mahasiswa mengira jika dosen yang cara mengajarnya baik, luwes, santai, senyum, dan lainnya, pasti akan mengeluarkan isi ujian yang gampang atau sampai pada tingkatan dugaan bahwa nilainya pun akan murah, atau dalam hal "rasa", manusia cendrung bersifat GR/gede rasa, dalam hal ini si perempuan ataupun laki-laki, sering menjadikan rasa yang sesaat sebagai barang bukti untuk kedepannya, misal, seorang laki-laki yang sering sms dengan bahasa yang terkesan "baik" atau perhatian dengan sms yang rentan waktunya sering, akan ada kecendrungan si perempuan mengira si laki-laki menyukainya, hal tersebut jarang di ikuti oleh logika murni, artinya melihat dari sisi sifat, asal-muasal, tujuan dan lainnya, inilah yang kemudian, menjadikan manusia sering digaluti dengan rasa"jelek", seperti kecewa, marah, sedih, dan lainnya, ketika dugaan itu salah.
jika hal ini dikaitkan dengan nilai ketuhanan, tulisan saya yang asal-salan ini akan mengemukakan difinisi yang asal-asalan juga, begini, tuhun menciptakan rasa untuk menjadikan waktu berjalan sesuai dengan rasa yang kita inginkan atau harapkan, oleh karena itu, dalam ilmu jiwa dikenal dengan "positif thingking", yang oleh islam dikenal dengan istilah husnud'zon, hal ini sebenarnya baik, hanya saja harus diikuti oleh persiapan-persiapan rasa yang tanggung jawab juga, ini lepas dari kecendrungan wanita yang begini atau begitu, atau laki-laki yang begini atau begitu, semua itu hanya bertujuan sebagi ancang-ancang kalu saja apa yang dirasakan tidak sesuai dengan keinginan kita, dalam segala hal tentunya.
namun yang menjadi menarik kemudian, ketika kita menjadikan positif dalam melihat, merasa dan melakukan itu sebagai bentuk percaya diri, terima kasih, bergerak juga bertanggung jawab, karna tidak akan mungkin, kita yang di beri kehidupan aleh gusti allah ini, hanya mempunyai rasa takut, atau meminjam bahasa pak amin yaitu sifat inlender (bukan tulisan sebenarnya/cara-baca asli^^), artinya inilah tuntutan hidup, harus optimis sekalipun harapan tak sesuai kenyataan, tetep percaya walaupun keinginan jauh tak tersentuh, dan tetap bersyukur walau impian hanya bayangan.
hal ini saya lakukan beberapa menit yang lalu ketika saya mencoba untuk memulai sesuatu yangs aya yakini akan begini dan begitu, toh tanpa saya duga rasa kecewa itu lebih dulu hadir, tanpa tau jawabnya, ternyata dalam kurung waktu (menunggu) beberapa menit itulah jawabanya, hal yang saya anggap akan menggembirakan ternyata nihil, dan tentu saya yakin kalau Tuhan memberi stok tegar yang dibungkus dengan senyum dan semangat yang tak kunjung habis,dan dengan tulisan ini, saya ingin bertanggung jawab atas apa yang diduga barusan dengan beberapa hal prasangka yang "berbau" keuntungan:
1. bahwa tentunya semua atas izin Allah swt baik ataupun buruk,
2. bahwa yang saya yakini baik bisa baik ketika terwujud, dan bisa juga buruk ketika terwujud,
3. berusaha membaikkan diri itu perlu, bahkan harus,
4. sebagai penutup sekaligus membahagiakan diri, bahwa yang saya usahakan barusan ternyata tak bernilai karena saya jauh lebih bernilai. hee peace ^^
smoga tulisan asal-asalan ini bernilai manfaat bagi yang membaca, BERUSAHA, YAKIN, TERIMA, DAN TANGGUNG JAWAB!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar